Sumber: Antara/Pradita Kurniawan Syah
Tingkat pengangguran di Indonesia masih menjadi perhatian serius, terutama di Provinsi Jawa Barat yang mencatat angka tertinggi secara nasional. Berdasarkan laporan terbaru IMF dan data dari BPS serta Open Data Jabar, kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti latar belakang pendidikan, perkembangan industri, hingga kesenjangan kompetensi. Artikel ini akan membahas secara lengkap apa yang dimaksud dengan pengangguran, jenis-jenis pengangguran, penyebabnya, serta data terbaru di Indonesia dan Jawa Barat tahun 2025.
Apa yang dimaksud dengan pengangguran? Sebagaimana dijelaskan oleh Sadono Sukirno (2002) dalam bukunya Makro Ekonomi Modern, pengangguran adalah keadaan ketika seseorang dalam angkatan kerja ingin bekerja tetapi belum dapat memperolehnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata menganggur didefinisikan sebagai tidak melakukan apa-apa atau tidak bekerja.
Untuk menggali lebih jauh, pengangguran dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan faktor penyebab dan potensi kerjanya.
Pengangguran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan potensi kerja:
Sumber: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU
Pengangguran berdasarkan penyebabnya:
Berdasarkan potensi kerjanya:
Berdasarkan laporan terbaru World Economic Outlook April 2024 yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF), Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di kawasan ASEAN, yakni sebesar 5,2%. Berikut daftar angka pengangguran negara ASEAN per April 2024 menurut data IMF:
Sumber: kompas.com, 2025
Di peringkat kedua, ada Filipina dengan TPT 5,1%. dan Malaysia mencatatkan TPT sebesar 3,5%. Sementara itu, Thailand berhasil menekan angka pengangguran dengan nilai TPT 1,1%.
Tingkat pengangguran Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Kondisi ini mencerminkan tantangan besar dalam penciptaan lapangan kerja, serta menunjukkan bahwa pasar kerja nasional belum sepenuhnya mampu menyerap angkatan kerja secara maksimal. Lalu, bagaimana situasi pengangguran di tingkat provinsi, khususnya di Jawa Barat?
Pada tahun 2024, Jabar mencatatkan diri sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jabar mencapai 6,75%, yang menunjukkan bahwa sekitar 6,75% dari angkatan kerja aktif di provinsi ini masih mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkannya.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, menandakan tantangan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan angkatan kerja di wilayah ini.
Sumber: Open Data Jabar, 2024
Posisi kedua dengan TPT tinggi ditempati oleh Banten dengan angka sebesar 6,68%. Diikuti oleh Papua dan Papua Barat Daya, dengan keduanya memiliki nilai TPT sebesar 6,48%, mencerminkan kondisi yang serupa dalam hal kesulitan penciptaan lapangan kerja.
Kepulauan Riau mencatatkan TPT 6,39%, sementara DKI Jakarta, meski menjadi pusat ekonomi negara, memiliki TPT 6,21% yang masih menunjukkan tantangan dalam penyerapan tenaga kerja.
Sumber: Tribun Jabar/Dedy Herdiana
Di tingkat kota dan kabupaten, Kota Cimahi tercatat sebagai wilayah dengan TPT tertinggi di Jawa Barat, yaitu 8,97%. Angka ini menunjukkan bahwa hampir 9% dari angkatan kerja di Cimahi sedang mencari pekerjaan namun belum menemukannya, sebuah angka yang cukup mengkhawatirkan.
Sumber: Open Data Jabar, 2024
Sumber: Tribun Jabar/Hilda Rubiah
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Barat menunjukkan pola yang menarik untuk dianalisis. Menurut data pengangguran di Jawa Barat berdasarkan tingkat pendidikan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, tingkat pengangguran tertinggi justru datang dari kelompok lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan persentase mencapai 12,42%.
Meskipun SMK dirancang untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai, nyatanya angka penganggurannya justru paling tinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri atau mungkin terbatasnya serapan tenaga kerja di sektor kejuruan.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Februari 2025
Selain SMK, tingkat pengangguran tertinggi selanjutnya berasal dari lulusan universitas (9,47%) dan SMA (9,28%). Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan tidak selalu menjamin peluang kerja lebih besar, terutama jika tidak diimbangi dengan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja.
Tingginya angka pengangguran, terutama di kalangan lulusan SMK dan perguruan tinggi, menunjukkan bahwa ijazah saja belum cukup. Di tengah persaingan kerja yang makin ketat, penting untuk terus menambah keterampilan baru—baik teknis maupun non-teknis.
Belajar skill tambahan seperti digital marketing, desain, komunikasi, atau bahkan soft skill seperti problem solving dan kerja tim bisa menjadi nilai tambah.
Sumber: Website Jabar Digital Academy
Di Jawa Barat, ada program pelatihan gratis, Jabar Digital Academy. Kelasnya beragam—mulai dari digital marketing sampai programming berbasis AI. Bisa dapat sertifikasi kompetensi juga! Daftar sekarang di https://digitalacademy.jabarprov.go.id/
Selain itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga tengah menyiapkan platform digital khusus untuk mempermudah pencari kerja. Dengan adanya platform ini, para pencari kerja tidak perlu lagi berdesakan di job fair atau mengantre di berbagai tempat. Cukup dengan mengakses platform tersebut, pencari kerja dapat langsung terhubung dengan perusahaan-perusahaan yang sedang mencari tenaga kerja.
Foto: jabarprov.go.id
“Kami saat ini tengah menyiapkan sebuah platform digital sesuai dengan arahan Pak Gubernur untuk mempertautkan antara pencari kerja dan perusahaan-perusahaan. Sudah selesai platformnya. Kita sedang uji cobakan,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman.
Dengan adanya platform ini, warga Jawa Barat yang ingin mencari pekerjaan cukup mengisi data diri di platform tersebut. Perusahaan juga bisa memasukkan informasi tentang lowongan pekerjaan, yang akan memudahkan pencari kerja menemukan peluang yang tepat.
Referensi
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/menganggur