Sumber gambar : YouTube Ratna Nera
Skripsi seringkali menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mahasiswa. Bayang-bayang susahnya mencari data hingga problematika dengan dosen pembimbing menjadi hal yang lebih dulu muncul sebelum memulai menulis skripsi. Disamping itu, skripsi harus tetap dikerjakan demi memenuhi syarat menjadi sarjana. Pernah gak kalian dengar kalimat “skripsi gak harus sempurna, yang penting selesai” atau kalimat “skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai” ? Apakah pernyataan tersebut benar sehingga kita membuat skripsi seadanya saja? Mari simak bahasannya melalui artikel berikut ini!
Skripsi merupakan sebuah istilah yang digunakan di Indonesia untuk menjelaskan atau menggambarkan sebuah karya tulis ilmiah berupa tulisan hasil penelitian sarjana (S1), yang membahas suatu permasalahan maupun fenomena dalam bidang ilmu tertentu tentunya dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi tentunya menjadi sebuah kewajiban yang harus dilewati bagi seorang mahasiswa semester akhir.
Kebanyakan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mengalami kendala, karena banyak mahasiswa menganggap bahwa skripsi merupakan hal yang sulit bahkan bagi sebagian mahasiswa ketika mendengar istilah skripsi saja sudah takut dan was-was. Tidak sedikit juga kendala yang dialami mahasiswa yaitu karena berpikir bahwa apa yang mereka tulis tentunya harus memiliki nilai dan makna yang bagus juga sempurna, tapi sebenarnya apa benar skripsi harus bagus, atau malah sebenarnya dalam mengerjakan skripsi yang penting itu adalah selesai?
Proses menyusun skripsi biasanya membuat banyak mahasiswa menjadi overthinking yang berlebihan dan menjadi mudah stres, biasanya itu dipicu oleh pemikiran dimana mereka terbebani untuk membuat skripsi yang bagus dan sempurna, yang akhirnya membuat penyusunan skripsi terhambat dan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Sumber gambar : Unsplash
Ade Nur Istiqomah, Data Analyst Ekosistem Data Jabar berbagi cerita tentang pengalamannya semasa kuliah ketika menyusun skripsi. Mulai dari menentukan topik, hingga pencarian sumber data jadi hambatan bagi Ade dan teman-teman seangkatannya kala itu. Menurutnya, banyak hal yang menyebabkan skripsi tak kunjung selesai, di antaranya:
Keterbatasan judul ini sering jadi alasan kenapa skripsi tidak dikerjakan baik secara internal maupun eksternal, misalnya oleh mahasiswa sendiri yang karena berbagai alasan sulit menentukan topik mana yang akan dipilih atau karena tidak bisa mendapatkan persetujuan skripsi dari dosen pembimbing. Sebaiknya, dari jauh-jauh hari mengajukan perencanaan. Misalnya, kita sudah mulai mempersiapkannya dari semester 6 atau 7. Cari referensi sebanyak mungkin dari buku atau karya ilmiah lain, juga banyak berdiskusi dengan dosen atau teman sejawat yang akan mempersiapkan skripsi juga.
Bagi mahasiswa ada juga yang menginginkan judul penelitian atau skripsi yang sempurna sesuai dengan keinginannya. Kadang, seseorang juga punya ambisi untuk memilih topik yang berbeda atau sulit dan unik, tapi di tengah mengerjakan skripsi malah jadi banyak kendala. Maka dari itu, pilihlah judul yang sesuai dengan kemampuan kalian.
Beberapa mahasiswa memiliki sifat perfeksionis, termasuk Ade pada saat itu. Ia terinspirasi oleh skripsi-skripsi berkualitas lainnya dan berambisi untuk memiliki data yang melimpah. "Saya ingin skripsi saya berisi data yang sangat banyak, tapi kenyataannya data saya kurang dari 500. Saya merasa jumlah tersebut tidak ideal. Selain itu, topik yang saya pilih cukup baru, sehingga akses terhadap data terbatas. Akhirnya, karena keinginan saya untuk kesempurnaan, proses penyusunan skripsi saya memakan waktu yang lebih lama," ungkap Ade.
Membina hubungan yang harmonis dengan dosen pembimbing sangat krusial, sebab mereka adalah pihak yang akan membantu kalian hingga skripsi selesai. Adanya ketidaksepahaman atau ketidakcocokan dengan dosen pembimbing dapat mempengaruhi jalannya pengerjaan skripsi. Ade, misalnya, menghadapi tantangan dengan dua dosen pembimbingnya yang sering memiliki pandangan berbeda. "Salah satu kendala saya adalah memiliki dua dosen pembimbing dengan pendapat yang berbeda. Kadang, saya mencoba mengakomodasi keinginan keduanya, yakin bahwa akan ada solusi di antaranya. Misalnya, jika saya memilih metode A, saya pertimbangkan kelebihan, hasil, dan batasannya. Begitu pula dengan metode B. Setelah itu, saya diskusikan kembali dengan kedua dosen pembimbing saya," jelas Ade.
Menyelesaikan skripsi bukan hal yang mudah, butuh waktu lama. Proses yang dialami pun cukup panjang, bisa jadi berbulan-bulan atau bahkan sampai bertahun-tahun. Dalam prosesnya, mahasiswa yang sedang melakukan penelitian bisa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan (pengalaman positif) juga pengalaman yang tidak menyenangkan (pengalaman negatif). Pengalaman positif yang dirasakan mahasiswa biasanya berhubungan dengan mahasiswa lain atau orang baru yang menjadi partisipan untuk bahan penelitian skripsi. Pengalaman negatif yang didapatkan mahasiswa biasanya tentang pemikiran skripsi yang sulit, skripsi menakutkan, pergantian dosen pembimbing, tekanan keluarga maupun lingkungan.
Dalam konteks skripsi, banyak mahasiswa yang berkeinginan menyusun sebuah karya "sempurna". Namun, sebuah kutipan menarik dari website PMAT FMIPA UMY dalam sebuah workshop mengenai percepatan penyusunan skripsi untuk mahasiswa pendidikan matematika, menyebutkan bahwa sebuah skripsi yang baik bukanlah yang "sempurna", melainkan yang telah "selesai". Hal ini bukan berarti skripsi yang dibuat seadanya. Sebaliknya, aspek-aspek seperti tata tulis, sistematika penulisan, dan prosedur penyusunan harus tetap mengikuti panduan yang ada. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi harus melalui setiap tahapan dengan cermat.
Ade menambahkan pendapatnya mengenai hal ini. "Memang, menjadi idealis itu penting, tetapi kita harus sadar bahwa ada hal-hal yang di luar kemampuan kita, baik karena situasi atau keterbatasan lainnya. Setiap tahun, kita tentu berusaha meningkatkan kemampuan kita. Namun, jika kita telah berusaha keras dan hasilnya masih belum sesuai harapan, itu tidak masalah. Yang terpenting adalah kita mengetahui apa yang harus diperbaiki dan konsisten untuk terus memperbaikinya. Bagi saya, itu sudah lebih dari cukup. Tidak perlu berkejaran dengan kesempurnaan, karena tak ada yang sempurna di percobaan pertama."
Rasa malas dan bosan wajar dirasakan oleh setiap mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi. Tetapi jika hal ini terus menerus berkelanjutan, tentunya dapat menghambat tujuan kalian dalam menyelesaikan studi. Untuk menghindari hal tersebut, Kimberly Puspasari, Data Governance Analyst Ekosistem Data Jabar, punya tips nih, bagi para pejuang skripsi supaya lebih produktif.
Tempat mengerjakan skripsi tentunya sangat berpengaruh terhadap setiap proses pengerjaan, suasana yang kondusif akan membuat nyaman sehingga memungkinkan skripsi dapat dikerjakan dengan lebih cepat dan mudah.
Carilah tempat yang biasa kalian kunjungi dan menurut kalian nyaman untuk mengerjakan tugas. Kalian bisa mencari tempat yang mungkin memiliki ruangan privat, seperti perpustakan, cafe, atau yang memungkinkan benar-benar nyaman dan damai adalah kamar.
Untuk memotivasi dalam menyelesaikan skripsi, kalian bisa membuat target atau batas waktu penyelesaian dengan target yang jelas, kalian bisa membuatnya dalam bentuk tabel dan diisi menjadi per bab dan isi dengan ringsan yang nantinya akan dimasukan ke dalam skripsi juga menulis target waktu penyelesaiannya. Bisa juga kalian menuliskan timeline pada sticky notes dan ditempelkan pada tempat yang terlihat. Pastikan juga kalian membuat timeline yang realistis juga sesuai dengan kemampuan dan waktu kalian, agar tidak kewalahan dan menjadi sakit.
Pilih topik yang disukai agar dalam masa pengerjaan skripsi kalian tidak bosan dan tetap semangat. Jika masih bingung menentukan topik seperti apa, kalian bisa mencari referensi topik-topik penelitian dosen ataupun kakak tingkat agar termotivasi untuk menentukan judul yang akan diambil nanti. Jangan lupa untuk pertimbangkan apakah topik tersebut mudah dieksekusi atau tidak
Sebelum memutuskan topik dan judul skripsi, melakukan riset awal terkait ketersediaan data adalah langkah krusial. Data yang valid akan mendukung kualitas penelitian Anda. Untuk mencari sumber data terpercaya, Open Data Jabar, sebuah inisiatif dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menawarkan informasi berkualitas mulai dari dataset hingga infografik yang selalu diperbarui. Ade menyarankan, "Melalui Open Data Jabar, mahasiswa yang mempelajari demografi bisa mendapatkan informasi tentang populasi di Jawa Barat, seperti jumlah penduduk di bawah usia 17 tahun, atau data tentang kelompok usia produktif. Selain itu, data mengenai tempat tinggal hingga isu ekonomi seperti kemiskinan juga tersedia di portal ini." Sementara itu, Kimberly menambahkan, "Saat ini tampaknya ada banyak data khususnya untuk jurusan seperti pertanian. Daripada harus mengunjungi dinas langsung, yang belum tentu permintaannya diterima, data bisa diakses dengan mudah di Open Data Jabar secara gratis. Bahkan, jika ada kebutuhan khusus, pengguna bisa meminta data yang spesifik dengan fitur request data di laman Open Data Jabar”
Itulah pembahasan mengenai skripsi yang tidak perlu sempurna, karena skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai. Semoga dengan pembahasan dan tips-tips di atas tadi, kalian pejuang skripsi dapat menyelesaikan skripsinya dengan mudah dan tepat waktu dan tetap semangat menuju kesuksesan.
Referensi :
https://psychology.binus.ac.id/2018/02/04/5-hal-yang-perlu-diketahui-mahasiswa-skripsi/
https://sohib.indonesiabaik.id/article/alasan-skripsi-tidak-kunjung-selesai-CkrJe
file:///D:/Data%20C/Downloads/7149-Article%20Text-9731-1-10-20140207.pdf