Kenali Perbedanya Skripsi, Jurnal, TA dan Tesis

Adelya Loeffen - Jabar Digital Service
Baca dalam beberapa menit
23 Oktober 2023
Tips & Tutorial
3.103

Sumber: freepik.com

Menjelang jadi mahasiswa tingkat akhir, denger kata Tugas Akhir (TA) dan skripsi aja udah bikin stress. Bener gak? Ditambah lagi beberapa universitas yang juga mewajibkan mahasiswanya untuk membuat jurnal. Tugas-tugas tersebut jadi syarat buat para mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana.

Sebenarnya skripsi, TA, dan jurnal punya fungsi yang sama. Tapi, karena sebutan yang berbeda, tentu ada beberapa hal yang berbeda pula. Mahasiswa yang akan menulis karya ilmiah tentunya wajib tahu perbedaannya agar tidak salah ketika sedang mengerjakannya.

 

Mengenal perbedaan skripsi dan jurnal ilmiah

Sumber: freepik.com

Sama-sama dituangkan dalam bentuk tulisan, namun terdapat perbedaan yang signifikan antara skripsi dan jurnal ilmiah. Penyusunan skripsi sendiri bertujuan untuk membangun kemampuan mahasiswa dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama studi untuk memecahkan masalah dari topik yang telah dipilih. Selain itu, skripsi juga melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian secara utuh, mulai dari merumuskan masalah, menganalisis, hingga menarik kesimpulan.

Skripsi gak boleh ditulis secara sembarangan atau asal-asalan. Proses pembuatannya harus mengikuti sistematika penulisan skripsi yang telah ditetapkan oleh universitas atau institusi. Umumnya terdiri dari 5 bab, yaitu bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Lalu apa itu jurnal ilmiah? Istilah ini tentunya sudah tak asing lagi di telinga para akademisi. Jurnal ilmiah merupakan kumpulan artikel ilmiah yang ditulis oleh para peneliti atau akademisi yang dipublikasikan baik dalam bentuk cetak maupun online. 

Sistematika penulisan jurnal pun tidak serumit skripsi. Jurnal merupakan sebuah catatan penelitian, sehingga penulisannya pun dituangkan secara ringkas, tanpa menggunakan bab-bab di dalamnya.

Sebuah jurnal ilmiah harus mematuhi persyaratan administratif tertentu. Seperti memiliki International Standard Serial Number (IISN), diterbitkan secara berkala, dan menyertakan setidaknya lima artikel utama dalam setiap terbitannya.

Gimana, gimana? Semoga sekarang jadi kebayang, ya perbedaan antara skripsi dan jurnal ilmiah 😆
 

Kebijakan baru Mendikbudristek Nadiem Makarim: TA juga bisa jadi syarat lulus S1

Sumber: Kompas.com 

Kalau TA atau tugas akhir, biasanya identik dengan mahasiswa-mahasiswa yang mengambil jurusan desain, seni rupa, teknik sipil, hingga teknik informatika. Bentuk tugas akhir pun beragam, ada pembuatan prototipe, proyek kewirausahaan, karya seni, dan masih banyak lagi.

Biasanya, mahasiswa yang mengerjakan TA juga tetap harus menyusun skripsi sebagai syarat menjadi sarjana. Namun baru-baru ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim meluncurkan Peraturan Mendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023, yang menegaskan bahwa syarat lulus sarjana tak harus berbentuk skripsi.

Kini TA berupa pembuatan prototipe, proyek, atau bentuk lainnya yang dikerjakan secara individu maupun berkelompok juga bisa mengantarkan kamu untuk mendapatkan gelar sarjana, loh! Namun peraturan ini dikembalikan lagi kepada universitas atau institusi, apakah akan mengadopsinya atau tidak. Kalau kampus kamu udah terapin kebijakan ini belum?

 

Mental Health Juga Butuh Dijaga Saat Menulis Karya Ilmiah

Sumber: freepik.com

Ketika nulis karya ilmiah biasanya ada dorongan tersendiri kayak pengen cepet beres, pengen sempurna, pengen cepet bimbingan dan lain-lain dan banyak tekanan dari kanan kiri. Kadang  sampe lupa kalau kesehatan fisik dan mental itu penting banget buat dijaga. Valid gak tuh?

Supaya mental dan fisik tetap terjaga dikala menulis karya ilmiah, coba beberapa tips berikut:

  1. Buat To Do List. To do list berupa daftar tugas-tugas yang harus dikerjakan pada suatu rentang waktu. Coba disusun  mundur sampai nanti mencapai tanggal “perayaan” wisuda.
  2. Jangan lupa bersyukur. Jangan lupa bahagia, karena bahagia adalah potensi dasar yang diberikan Tuhan kepada seluruh manusia. Konsumsi makanan sehat, jangan lupa olahraga, tidur yang cukup, perbanyak tersenyum.
  3. Tulis sesuai dengan pedoman. Penulisan skripsi yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan pedoman penulisan skripsi yang telah ditetapkan oleh pendidikan tinggi. Bukalah buku pedoman, perhatikan ketentuan-ketentuan, simak susunan penulisan, dan pahami tiap-tiap bagian supaya dalam setiap penulisan karya ilmiah lebih rapi, lebih tertata dan tidak menimbulkan kepanikan di akhir.
  4. Jangan lupa untuk bersosialisasi bersama orang lain untuk berdiskusi soal penulisan karya ilmiah atau hanya sekedar curhat. Seorang ahli kesehatan jiwa Rumah Sakit Marzuki Mahandi dr. Lahargo Kembaran, Sp.KJ, dikutip dari Detik Health menyatakan bahwa aktif berinteraksi dengan orang lain akan mengasah karakter menjadi pribadi yang fleksibel dan mudah berkarakter. Kepribadian ini  mampu lebih mudah menghadapi tekanan dan tantangan di lingkungan sekitar.
  5. Atur waktu dengan baik. Kamu bisa coba mengerjakan 45 menit lalu 15 menit istirahat dan seterusnya, alokasikan waktu beberapa jam sehari untuk fokus mengerjakan. Sisa waktu lainnya bisa kamu gunakan untuk beristirahat, membaca buku, belajar hal lain, atau melakukan hobi untuk refreshing. Dengan memiliki pembagian waktu yang baik, diharapkan bisa mengurangi tingkat stress.

Hargai proses sekecil apapun ketika kalian menyusun dan menulis karya ilmiah ya! Tetap semangat dan semoga berhasil!
 

 

Referensi:

https://opendata.jabarprov.go.id/id/artikel/panduan-penulisan-skripsi-terlengkap-gak-harus-panjang-terbukti-efektif

https://lppm.umus.ac.id/jurnal-ilmiah-definisi-jenis-jenis-dan-manfaat/

https://www.kompasiana.com/fifialfinarosyada2799/60d93ca2017bf85531659a62/mengenal-perbedaan-skripsi-dan-jurnal-ilmiah

https://onlinelearning.binus.ac.id/2022/07/19/mengenal-jurnal-ilmiah-apa-bedanya-dari-skripsi/

https://www.bbc.com/indonesia/articles/clk1xvn7g3ro 

Artikel Lainnya

Cuaca Panas, Dampak Pemanasan Global Kian Terasa: Apa yang Harus Dilakukan?
Cuaca Panas, Dampak Pemanasan Global Kian Terasa: Apa yang Harus Dilakukan?
Nita Fitriani - Jabar Digital Service
07 Juli 2023
Analisis Data
48.566
Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Membuat Pecinta Mi Sengsara, Harus Bagaimana?
Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Membuat Pecinta Mi Sengsara, Harus Bagaimana?
Silmi Hanifah (Junior Data Analyst) - Jabar Digital Service
17 Maret 2022
Analisis Data
4.325
Jawa Barat Darurat Sampah, Emisi Gas Metana Jadi Ancaman Serius
Jawa Barat Darurat Sampah, Emisi Gas Metana Jadi Ancaman Serius
Nita Fitriani - Jabar Digital Service
07 November 2024
Analisis Data
1.144