Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Membuat Pecinta Mi Sengsara, Harus Bagaimana?

Silmi Hanifah (Junior Data Analyst) - Jabar Digital Service
Baca dalam beberapa menit
17 Maret 2022
Analisis Data
4.325

Ukraina, Salah Satu Pemasok Gandum terbesar ke Indonesia

Pada awal tahun 2022, tepatnya 24 Februari Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi memerintahkan militer Rusia untuk melakukan invasi ke Ukraina. Pergolakan kedua wilayah tersebut diprediksi akan membawa dampak yang signifikan bagi Indonesia. Pasalnya Ukraina merupakan pemasok gandum terbesar di Indonesia pada 2020, di mana rata-rata gandum dan meslin yang dipasok Ukraina ke Indonesia sebanyak 1,29 juta ton per tahun. 

Persentase Jumlah Gandum yang di Impor Indonesia Tahun 2020

Pasokan gandum dari Ukraina di Indonesia pada setiap tahunnya mengalami peningkatan, di mana puncaknya terjadi pada tahun 2019 dengan jumlah gandum dan meslin yang diimpor sebanyak 3 juta ton atau setara dengan  US$698,7 juta.

Jumlah Gandum dan Meslin yang diimpor Indonesia dari Ukraina

Invasi Ukraina berpotensi Menaikkan Harga Makanan Penyangga

Dikutip dari BBC News Indonesia, setelah invasi ke Ukraina terjadi, harga gandum global naik sebesar 5,35% menjadi US$9,84 atau sekitar Rp141.373 per gantang. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi sejak 2008. 

Kenaikan komoditas impor gandum bisa memicu kenaikan harga produk olahan berbahan dasar gandum. Adapun di Indonesia sendiri, gandum dijadikan sebagai bahan baku pembuatan roti dan mie, di mana gandum ini terlebih dahulu diproses menjadi tepung terigu.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah mengatakan jika harga mie instan naik maka dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat. Hal ini disebabkan mie instan kerap kali menjadi makanan penyangga (buffer) untuk bertahan. Menurutnya, masyarakat menengah ke bawah dalam mengonsumsi mie instan tidak perlu menambahkan lauk lagi, seperti tempe atau telur sehingga terlihat jelas bahwa kenaikan mie instan ini akan mengganggu masyarakat. Berbeda halnya dengan pengaruh kenaikan impor gandum terhadap roti, menurutnya roti merupakan barang superior atau barang mewah sehingga lebih sering dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke atas. Adapun jika harganya naik tidak terlalu bermasalah karena masyarakat menengah ke atas memiliki cukup uang dan masyarakat menengah ke bawah pun tidak mengonsumsi roti setiap hari.

Indonesia sendiri merupakan konsumen mie instan terbesar kedua di dunia dengan total 12,6 miliar porsi pada tahun 2020. Oleh karena tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap mie instan, pemberdayaan potensi pangan lokal sebagai substitusi gandum perlu direncanakan dari sekarang agar di masa mendatang ketahanan pangan Indonesia tidak dipengaruhi oleh kondisi negara pengimpor.

Potensi Pangan Lokal sebagai Substitusi Gandum

Dikutip dari laman Kementerian Pertanian (Kementan), ubi kayu merupakan salah satu potensi pangan lokal yang bisa dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan gandum di Indonesia sebagai bahan baku utama pembuatan tepung terigu. Ubi kayu  (Manihot esculenta Crantz) atau yang lebih dikenal dengan nama singkong,  merupakan  tanaman  pangan  yang  telah  lama  dikenal  oleh  masyarakat Indonesia. Tanaman  ini  berasal  dari  Brazil,  Amerika  Selatan,  kemudian menyebar  ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Lima Negara Penghasil Ubi Kayu Terbesar di Dunia Tahun 2020

Berdasarkan data dari organisasi pangan dunia FAO, Indonesia mampu menghasilkan ubi kayu sebanyak 18.3 juta ton pada tahun 2020 dengan menempati urutan kelima sebagai negara penghasil ubi kayu terbesar dunia. Di Indonesia sendiri, Lampung merupakan provinsi yang menempati urutan pertama sebagai produsen ubi kayu dengan rata-rata produksi sebanyak 6,83 juta ton per tahun. Posisi kedua ditempati oleh Jawa Tengah dengan rata-rata produksi sebanyak 3,55 juta ton per tahun. Posisi ketiga ditempati oleh Jawa Timur dengan rata-rata produksi sebanyak 3,15 juta ton per tahun, kemudian disusul oleh Jawa Barat dengan rata-rata produksi sebanyak 1,97 juta ton per tahun, dan Sumatera Utara dengan rata-rata produksi sebanyak 1,3 juta ton per tahun.

Ketersedian ubi kayu yang cukup memadai memperkuat potensi ubi kayu sebagai substitusi gandum dalam pembuatan tepung terigu di Indonesia. Sayangnya, ubi kayu ini belum dilirik oleh sektor industri sebagai bahan baku utama pembuatan tepung terigu untuk mie instan. Hal ini dikarenakan ubi kayu tidak memiliki kandungan gluten, di mana gluten ini berfungsi untuk menentukan tingkat kekenyalan dan elastisitas pada mie instan sehingga tidak mudah putus.

Inovasi Pengolahan Ubi Kayu

Kandungan gluten yang tidak dimiliki oleh ubi kayu mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Pascapanen bekerja sama dengan peneliti CIRAD (pusat riset Perancis) melakukan modifikasi fisik pada ubi kayu melalui proses pemanasan mendekati suhu gelatinisasi (70-80 derajat Celcius) pada kondisi kadar air yang terbatas. Dari proses tersebut dihasilkan tepung yang memiliki tingkat kehalusan tinggi dan warna cerah, yang kemudian dinamai sebagai tepung pregel. 

Tepung pregel telah diujicobakan dalam proses pembuatan mie instan, di mana mie instan yang dihasilkan memiliki elastisitas dan kekenyalan yang sama dengan mie yang bahan bakunya berasal dari tepung terigu. Begitu pun saat diujicobakan dalam pembuatan roti, hasil pori dan derajat pengembangan dari tepung pregel ini setara dengan tepung terigu. 

Berdasarkan hasil kajian kelayakan ekonomi, nyatanya tepung pregel ini 10-15% lebih hemat dibandingkan tepung terigu jika menerapkan model bisnis yang tepat. Oleh karena potensi tepung pregel ini cukup besar di berbagai industri pangan, terutama mie instan, akhirnya Badan Litbang Pertanian, melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian bersinergi dengan Pendanaan Riset Produksi (RISPRO) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melakukan upaya penyediaan logistik tepung pregel secara berkesinambungan. 

Menurut Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Ir Fadjry Djufry, M.Si, pabrik untuk menyediakan logistik tepung pregel berkapasitas 100 ton per tahun sudah dibangun di Cigombong sejak tahun 2020. Pasokan ubi kayu didapat dari para petani wilayah Sukabumi dan sekitarnya. Sukabumi merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat dengan rata-rata produksi ubi kayu Kabupaten Sukabumi sebanyak 177.853 ton per tahun, sementara rata-rata produksi ubi kayu Kota Sukabumi sebanyak 473 ton per tahun. Adapun Kabupaten Sukabumi ini menempati urutan ketiga sebagai wilayah penghasil ubi kayu terbesar di Jawa Barat. 

Mengingat kebutuhan tepung terigu berbahan baku gandum yang sangat tinggi, pengembangan program substitusi gandum dengan ubi kayu ini akan lebih cepat jika memberdayakan pasokan ubi kayu dari berbagai wilayah di Jawa Barat selain Sukabumi. 

Sepuluh Wilayah Penghasil Ubi Kayu Terbesar di Jawa Barat

Berdasarkan sebaran produksi ubi kayu di Jawa Barat, Kabupaten Garut merupakan penghasil ubi kayu terbesar di Jawa Barat dengan rata-rata produksi sebanyak 586.023 ton per tahun, kemudian disusul oleh Kabupaten Sumedang dengan rata-rata produksi sebanyak 179.360 ton per tahun, dan Kabupaten Sukabumi dengan rata-rata produksi sebanyak 177.853 ton per tahun. 

 Luas Area Tanam Lima Wilayah Penghasil Ubi Kayu Terbesar di Jawa Barat Tahun 2015 - 2020

Dilihat dari luas area tanam ubi kayu, nyatanya mayoritas wilayah di Jawa Barat mengalami penurunan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2020, hanya Kabupaten Sukabumi yang luas area tanam ubi kayunya meningkat. Penurunan luas area tanam ubi kayu menyebabkan pasokan ubi kayu menurun sehingga perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah terlebih jika ubi kayu untuk bahan baku pembuatan tepung pregel ini akan dipasok dari berbagai wilayah Jawa Barat selain Sukabumi. Hal ini dikarenakan langkah awal dari program substitusi tepung terigu berbahan baku gandum dengan tepung pregel adalah memastikan pasokan ubi kayu memenuhi standar, baik dari aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.

Dengan terjaminnya pasokan tepung pregel berbahan baku ubi kayu, diharapkan seluruh pengusaha produk olahan berbahan dasar tepung terigu dari berbagai kalangan, terutama produsen mie instan, tidak lagi merasakan ketergantungan terhadap aktivitas impor gandum. Selain itu, program substitusi ini juga berpotensi untuk meningkatkan penghasilan petani lokal Jawa Barat sebagai penghasil utama ubi kayu.

 

Referensi

  1. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-60617679
  2. https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/impor-gandum-ukraina-akan-terganggu-harga-mie-instan-dan-roti-naik/ar-AAUvQog
  3. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3197
  4. https://www.fao.org/faostat/en/#rankings/countries_by_commodity
  5. https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/27-ProdUbikayu.pdf


 

Artikel Lainnya

Jabar kebut vaksinasi lansia, sudah sampai mana?
Jabar kebut vaksinasi lansia, sudah sampai mana?
Nita Fitriani - Jabar Digital Service
29 November 2021
Covid-19
2.649
Harga BBM Meroket, Apakah Inflasi Jawa Barat Ikut Terkerek?
Harga BBM Meroket, Apakah Inflasi Jawa Barat Ikut Terkerek?
Tim Data Analytics JDS - Jabar Digital Service
12 Oktober 2022
Analisis Data
5.663
Mendukung Kesejahteraan Pekerja Lewat BPJS Ketenagakerjaan
Mendukung Kesejahteraan Pekerja Lewat BPJS Ketenagakerjaan
Nita Fitriani - Jabar Digital Service
26 Juni 2023
Tips & Tutorial
2.053