Sumber gambar: Alomedika.com
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), karena penyakit tersebut melonjak di Kongo, Afrika dan menyebar ke negara lainnya. Mpox adalah nama lain dari monkey pox atau cacar monyet. Dunia internasional sudah mengubah istilah monkey pox menjadi mpox karena kasus-kasus ini tidak selalu berhubungan dengan monyet.
Sumber gambar: The Daily Beast
Mpox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus ini berkerabat dekat dengan virus variola, penyebab cacar air, dan virus vaccinia yang digunakan dalam vaksin cacar. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada manusia tahun 1970 dan telah menjadi endemik di beberapa bagian Afrika Tengah dan Barat.
Namun, wabah Mpox mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di Republik Demokratik Kongo sejak November 2023. Selama tahun 2023, negara tersebut melaporkan total 14.626 kasus Mpox dengan 654 kematian. Sementara itu, tahun 2024 hingga 26 Mei, Kongo melaporkan 7.851 kasus Mpox dengan 384 kematian. Tidak hanya di Kongo, kini Mpox telah tersebar ke beberapa wilayah diantaranya Amerika, Mediterania, Eropa, Asia, hingga Pasifik Barat.
Sumber Infografis: Kompas.id
Kasus Mpox pertama yang tercatat di Indonesia terjadi pada tahun 2022, menjangkiti seorang pria berusia 27 tahun setelah ia bepergian ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus memperbarui data kasus Mpox di tanah air. Hingga Sabtu (17/8/2024), Indonesia telah mengonfirmasi total 88 kasus Mpox. Rinciannya, pada tahun 2022 tercatat 1 kasus, tahun 2023 sebanyak 73 kasus, dan pada tahun 2024 terjadi 14 kasus baru. Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 orang telah dinyatakan sembuh, sementara 1 kasus terbaru yang terdiagnosis pada Juni masih dalam proses penyembuhan.
Sumber: Kemenkes
Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi.
Di Jawa Barat sendiri sebagai provinsi dengan populasi terpadat di Indonesia yang mencapai 49,8 juta jiwa (sumber data: opendata.jabarprov.go.id) terdapat 13 kasus terkonfirmasi Mpox, tentunya Jawa Barat perlu waspada dan mempersiapkan mitigasi untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Kita pernah dihantui oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan ketakutan global, dengan jutaan orang terinfeksi dan ratusan ribu nyawa melayang, dimakamkan dengan protokol kesehatan ketat. Pengalaman tersebut meninggalkan bekas yang mendalam dan mengingatkan kita untuk selalu waspada terhadap virus yang berpotensi menjadi wabah.
Saat ini, virus Mpox sedang menjadi perhatian dengan munculnya varian baru yang dikenal sebagai Clade 1b, yang memiliki karakteristik penyebaran yang cepat. Namun, penting untuk memahami bahwa Mpox sangat berbeda dari COVID-19; bukan hanya dalam nama tetapi juga dalam gejala dan mekanisme penyebarannya. Mpox tidak menular secara cepat seperti beberapa infeksi lain karena memerlukan kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi mpox, dengan lingkungan yang terkontaminasi atau dengan hewan yang terinfeksi. Berikut adalah perbandingan gejala antara COVID-19 dan Mpox, yang menunjukkan perbedaan mendasar antara kedua penyakit tersebut.
Perbandingan gejala Covid-19 dan Mpox
Virus | Gejala |
Covid-19 (Delta) | Demam, batuk, kelelahan, kehilangan indra pengecap, mual dan muntah, diare, sakit perut dan flu berat |
Covid-19 (Omicron) | Sakit kepala, pegal-pegal disekujur tubuh, sakit tenggorokan |
Mpox | Demam, nyeri tubuh, lemah, sakit kepala, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening |
Gejala Mpox meliputi berbagai tanda klinis yang bisa membantu dalam diagnosis awal. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dikaitkan dengan infeksi Mpox:
Gejala awal yang sering terjadi adalah demam tinggi. Demam ini biasanya disertai dengan menggigil, yang merupakan respons tubuh terhadap infeksi.
Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam
Ruam berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok
Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki
Ruam dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata
Lesi kulit yang muncul sering disertai rasa nyeri atau gatal yang cukup intens. Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan.
Salah satu ciri khas Mpox adalah pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di area seperti leher, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini adalah tanda khas yang membedakan mpox dari infeksi lain.
Gejala Lainnya:
Nyeri otot, lemas, sakit tenggorokan dan sakit kepala juga merupakan gejala yang umum dialami oleh penderita mpox.
Sementara, penularan Mpox bisa terjadi melalui beberapa cara:
Sumber gambar: antaranews.com
Berikut adalah cara pencegahan Mpox sesuai dengan himbauan yang tertera dalam leaflet dari Kementerian Kesehatan:
Pemerintah Indonesia melakukan upaya-upaya untuk mencegah penyebaran Mpox, salah satunya bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk meningkatkan pengawasan di 16 bandara internasional menggunakan alat pengukur suhu. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk internasional dengan mewajibkan penggunaan aplikasi SatuSehat bagi pelaku perjalanan luar negeri dan menyiapkan 10.000 dosis vaksin untuk pasien dan kontak erat.
Dilansir dari laman Kompas.id, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Kamis (29/8/2024), menyatakan bahwa pemerintah telah mempersiapkan vaksin, namun saat ini vaksin tersebut hanya diberikan kepada kelompok tertentu. "Untuk obat-obatan, kita sudah sediakan di rumah sakit-rumah sakit terutama di Jakarta dan Bali karena memang akan ada tamu dari Afrika dalam penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum. Vaksinasi pun sudah kita siapkan. Namun, vaksin ini hanya diberikan ke kelompok tertentu sesuai dengan rekomendasi WHO," ujarnya.
Sumber gambar: voaindonesia.com
Dengan meningkatnya kasus cacar monyet di seluruh dunia, penggunaan vaksin cacar monyet menjadi strategi penting untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini. Vaksin ini, seperti yang dijelaskan oleh Alodokter, adalah versi modifikasi dari vaksin cacar (smallpox). Mpox, penyebab cacar monyet, berada dalam satu keluarga dengan virus variola yang menyebabkan cacar. Ada dua jenis vaksin yang tersedia:
Efek samping dari kedua vaksin ini masih dalam penelitian. Vaksin JYNNEOS, sebagai vaksin generasi terbaru, biasanya menyebabkan efek samping yang ringan seperti kemerahan, bengkak, atau gatal di area suntikan. Sementara itu, vaksin ACAM2000 dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius, termasuk ulkus di tempat suntikan, perikarditis, dan miokarditis. Efek samping ini bisa lebih berisiko pada individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes atau penyakit jantung, yang memerlukan investigasi lebih lanjut.
Referensi:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/frequently-asked-questions-faq-mpox
https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2023-DON493
https://indonesiabaik.id/infografis/cacar-monyet-masuk-indonesia
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cje2z721en2o
https://www.beritasatu.com/lifestyle/2839660/apa-itu-varian-mpox-clade-1b-yang-ditemukan-di-thailandhttps://www.antaranews.com/infografik/3071301/laporan-kasus-cacar-monyet-pertama-di-indonesia