Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia kesehatan, ada istilah mengatakan, jika dalam rumah sakit ada dokter sebagai otaknya, maka perawat sebagai hatinya. Apalagi di masa pandemi, bersama tenaga kesehatan yang lain, perawat menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Dikarenakan jasa perawat begitu penting, maka International Council of Nurses (ICN) telah meresmikan Hari Perawat Internasional (International Nurse Day) pada tanggal 12 Mei. Peringatan tahunan ini sebagai penghargaan dan penghormatan kepada perawat di seluruh dunia atas pekerjaan luar biasa yang sudah dilakukan.
Dengan mengusung tema “A Voice to Lead - Invest in Nursing and respect rights to secure global health”, peringatan kelahiran Florence Nightingale (sang pendiri keperawatan modern) tahun ini berfokus pada isu mengadvokasi investasi keperawatan dan hak-haknya, sehingga dapat menciptakan layanan kesehatan yang berkelanjutan untuk di masa depan.
Berbicara investasi untuk keperawatan di masa depan, dunia keperawatan modern saat ini telah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kondisi yang ada. Sebut saja ada telenursing–praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011–Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth. Praktik ini mengalami kenaikan kepopulerannya pada masa pandemi Covid-19.
Menurut penelitian pasien telehealth Massachusetts General Hospital, yang diterbitkan oleh The American Journal of Managed Care, sebagian besar pasien merasa kunjungan kesehatan virtual lebih nyaman daripada kunjungan langsung, lebih dari 60% merasa kunjungan virtual tidak berbeda kualitasnya dengan kunjungan langsung. Lebih dari 80% akan merekomendasikan kunjungan virtual ke keluarga dan teman.
Di Indonesia, menurut Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Prof. Henny Suzzana, M.Ng., PhD, penggunaan terhadap telenursing masih minim, ada masalah yang masih dihadapi yakni terkait dengan etik dan legal. Selain itu, perlunya ada kurikulum dalam pendidikan tinggi yang memasukkan telenursing sebagai salah satu model asuhan keperawatan.
Selanjutnya, teknologi digital lainnya yang saat ini sedang dan akan mempunyai impact lebih pada dunia keperawatan di masa depan, ada teknologi artificial intelligence (AI), big data, Electronic Health Record (EHRs), dan lain-lain.
Dengan perkembangan dunia keperawatan modern saat ini, di Indonesia sendiri tentunya masih ada PR dan tantangan yang harus diselesaikan dan dihadapi, baik oleh perawat maupun pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Selain itu, untuk menjawab implikasi di masa depan, tenaga perawat harus mampu beradaptasi dengan desain sistem teknologi atau model keperawatan virtual.
Di Jawa Barat, jumlah tenaga keperawatan pada tahun 2020 berjumlah 55.674 orang. Jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 37.426 orang. Dengan jumlah tenaga yang ada, yuk kita bangun dunia keperawatan di masa depan (nursing in future)!