Dalam menghadapi proyeksi kekurangan produksi susu sapi di Indonesia hingga tahun 2026, susu ikan muncul sebagai alternatif yang potensial. Data dari Pusdatin Kementan memperkirakan bahwa produksi susu sapi nasional hanya akan tumbuh sekitar 0,65% per tahun, sementara konsumsi susu terus meningkat. Di Jawa Barat sendiri, produksi susu sapi cenderung menurun, dengan Kabupaten Bandung menjadi penghasil terbesar pada tahun 2023 sebanyak 68.867 ton.

Sebagai solusi, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan susu ikan yang diproduksi menggunakan teknologi HPI (Hydrolysate Protein Ikan). Teknologi ini ramah lingkungan, menghasilkan berbagai produk sampingan seperti minyak ikan dan pupuk tulang, yang juga dapat mendukung industri farmasi dan pakan ternak.

Susu ikan sendiri tergolong minuman ultra proses, dengan penambahan berbagai bahan seperti emulsi, pengental, pemanis, dan perisa agar menyerupai susu sapi. Selain menjadi alternatif bagi mereka yang alergi terhadap susu sapi, susu ikan juga kaya protein tinggi (kasein dan whey), kalsium yang penting untuk kesehatan tulang, serta vitamin D dan vitamin B12 yang mendukung penyerapan kalsium dan kesehatan tubuh.